Photo: Rifat Hakim
Utustoria.com, Banggai – Sulawesi Timur (sultim), sebuah provinsi baru yang telah digagas puluhan tahun sampai saat ini belum juga menjadi kenyataan, mengendap dan hanya menjadi gagasan tanpa wujud.
Banyak alasan yang menjadi kendala sehingga pemekaran provinsi Sultim ini tidak dapat direalisasikan. Mulai dari rencana letak ibu kota yang masih terus menjadi perdebatan sampai dengan moratorium dari pemerintah pusat.
Namun terkait moratorium ini, pemerintah pusat seperti berwajah ganda, ini dikarenakan khusus untuk Papua pemerintah justru sangat ingin memekarkanya namun untuk wilayah lain tidak, suatu paradoks yang sangat berbau konspiratif.
Namun terlepas dari itu semua, Rifat Hakim dari Banggai Bergerak mengatakan bahwa pemekaran sultim ini hanya terkendala kemauan dan komitmen poltik pemerintah daerah Sulawesi Tengah yang tidak ingin melepaskan daerah-daerah kaya mineral seperti Banggai,Morowali dan Morowali Utara.
“Menurut saya problem utamanya adalah bukan soal moratorium pemekaran dari pemerintah pusat namun kemauan dan komitmen politik pemerintah daerah sulteng, karena jika ada kemauan dan komitmen politik maka rakyat akan bergerak bersama untuk memperjuangkan keinginan mulia ini” tegas Rifat.
“Dugaan saya mungkin mereka takut daerah kaya mineral ini akan terlepas barangkali” ucap Rifat menduga.
Selanjutnya menurut Rifat yang juga mantan Presiden mahasiswa Universitas Tompotika ini bahwa di momentum pemilihan kepala daerah (pilkada) saat ini sebaiknya kita, minimal rakyat Banggai bersaudara (Banggai,Banggai Kepulauan dan Banggai Laut) meminta komitmen politik tertulis kepada semua calon Gubernur Sulteng untuk berjuang bersama memekarkan Provinsi Sulawesi Timur yang sangat dirindukan dan komitmen tertulis itu yang harus menjadi syarat dukungan rakyat.
“bagi saya sederhana, komitmen perjuangan pemekaran Sulawesi Timur harus menjadi syarat tertulis yang ditandatangi calon Gubernur di depan rakyat Banggai bersaudara, agar dia mendapatkan dukungan penuh rakyat pada pilkada nanti” pungkasnya. (Red)
