Aksi Nyata JOB Tomori di Environmental Fest 2025: Wujud Komitmen Hijau dan Inovasi Sosial - Utustoria Aksi Nyata JOB Tomori di Environmental Fest 2025: Wujud Komitmen Hijau dan Inovasi Sosial - Utustoria

Aksi Nyata JOB Tomori di Environmental Fest 2025: Wujud Komitmen Hijau dan Inovasi Sosial

209
Spread the love

Photo: Istimewa


Utustoria.com, Palu – Dalam semangat memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, JOB Pertamina–Medco E&P Tomori Sulawesi (JOB Tomori) bersama PT Pertamina EP Donggi Matindok Field (PEP DMF), yang berada di bawah naungan Zona 13 Regional Indonesia Timur, Subholding Upstream Pertamina, turut memeriahkan gelaran Environmental Fest 2025 di Lapangan Immanuel, Palu.

Dengan mengusung tema “Hentikan Polusi Sampah Plastik”, festival lingkungan yang berlangsung sejak Rabu hingga Sabtu (18–21 Juni) ini diikuti oleh berbagai elemen, termasuk perusahaan, UMKM, pegiat lingkungan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Sulawesi Tengah, serta DLH kabupaten/kota se-Sulteng.

Kegiatan dibuka secara simbolis dengan pelepasan burung merpati oleh Gubernur Sulawesi Tengah, yang diwakili oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Rudi Dewanto, didampingi oleh Kepala DLH Sulteng Yopie M.I. Patiro, Ketua DPRD Sulteng, perwakilan SKK Migas, unsur Forkopimda, Ketua TP-PKK Sulteng, serta sejumlah kepala dinas dan pimpinan perusahaan peraih PROPER.

“Terima kasih kepada perusahaan yang telah berkomitmen dalam melakukan inovasi baik di bidang lingkungan maupun sosial untuk mewujudkan kinerja keberlanjutan,”
ujar Rudi Dewanto saat membacakan sambutan Gubernur Sulawesi Tengah.

Dalam festival ini, JOB Tomori dan PEP DMF berkolaborasi menampilkan berbagai program unggulan mereka dalam satu booth. Mereka menyajikan presentasi bergilir mengenai inovasi sosial dan lingkungan, termasuk program ecoinovasi serta upaya pelestarian keanekaragaman hayati. Antusiasme tinggi tampak dari pengunjung, khususnya mahasiswa Universitas Tadulako, yang aktif berdialog selama pameran berlangsung.

Kiprah keduanya dalam bidang lingkungan juga tercermin melalui penghargaan PROPER Emas yang diraih. JOB Tomori berhasil mempertahankan penghargaan ini selama empat tahun berturut-turut, sementara PEP DMF mencatatkan prestasi serupa selama dua tahun berturut-turut. PROPER Emas sendiri merupakan penghargaan tertinggi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) atas komitmen perusahaan dalam mengembangkan inovasi lingkungan dan sosial berkelanjutan.

Salah satu inovasi unggulan dari PEP Donggi Matindok adalah program Simpul Emas (Sistem Pengolahan Madu dan Ekowisata Berbasis Masyarakat) yang dikembangkan di Desa Leme-Leme Darat, Kabupaten Banggai Kepulauan. Program ini ditujukan kepada Masyarakat Adat Togong Tanga, dan mencakup pelestarian kawasan hutan berbasis masyarakat adat, pemanfaatan hutan dengan metode apikultur, serta pengembangan eko-edu wisata minat khusus. Keberhasilannya bahkan mendorong replikasi program ini ke enam desa lainnya: Unu, Olusi, Mangais, Meselesek, Alul, dan Komba-Komba. PEP DMF juga membagikan teknologi pengolahan madu melalui inovasi mesin pasteurisasi dan vacuum cooling, yang diadaptasi dari proses produksi di Central Processing Plant.

Sementara itu, JOB Tomori menampilkan program Panutan Banggai (Pertanian Berkelanjutan Petani Banggai) yang diterapkan di Desa Sumberharjo, Kabupaten Banggai. Program ini hadir sebagai solusi atas kegagalan panen yang sering dialami petani melalui sejumlah inisiatif seperti Sersan Cemani (Serak Sulawesi Pahlawan Cegah Kematian Petani), Pos Bidik (Kompos Bikin Hidup Lebih Baik), penggunaan pompa air tenaga kincir angin, serta pengembangan eko-eduwisata berbasis burung hantu. Program ini menyasar lima kelompok rentan—termasuk petani pemilik, buruh tani, pelaku usaha kecil, fakir miskin, dan anak-anak—dan mampu menurunkan kerugian petani dari 50–80% menjadi hanya 5–10% per hektar, serta menekan emisi GRK sebesar 58 ton CO2 per tahun. Upaya ini juga mendorong konservasi satwa, di mana sebanyak 89 ekor Serak Sulawesi tercatat menggunakan 59 rumah burung hantu (Rubuha) yang disediakan.

Kepala Departemen Formalitas dan Komunikasi SKK Migas Kalsul, Wisnu Wardhana, menyampaikan apresiasinya atas kontribusi kedua entitas tersebut.

“Capaian ini bukan hanya sekadar prestasi di atas kertas, namun sebuah wujud komitmen industri hulu migas dalam menjalankan operasinya dengan mengutamakan keberlanjutan lingkungan serta memperhatikan pengembangan masyarakat di sekitar wilayah operasi. Keduanya harus berjalan berdampingan, selaras dengan Asta Cita Presiden dalam mewujudkan Swasembada Pangan dan Energi.
Terima kasih atas dukungan dari stakeholder, khususnya dari Pemerintah Daerah. Tentunya sangat diperlukan dalam mendukung kelancaran operasi hulu migas dalam mencapai target yang telah ditetapkan Pemerintah. Lifting naik, bisa!”
pungkas Wisnu.