Photo: Ilustrasi (Abdy Gunawan)
MEMORI YANG TAK PERNAH USAI Karya: Abdy Gunawan Seperti halnya sinar mentari dari balik dedaunan, aku masih setia tuk tetap menyepi, sampai waktu membangunkanku dari mimpi, mengarang kembali kisah yang tak pernah luput dari memori. Seperti halnya purnama di balik awan, maafku terlalu pemalu untuk jujur dan berterus terang, dalam angan yang selalu mengharapmu kembali, rindu ini tak mampu menemukan jalan pulang. Apa semesta memamg begitu angkuh, membiarkanku berbohong untuk mengakhiri segalanya, menyisahkan tanya padamu di ujung kisah kita kita. Kita bernaung di langit yang sama, menulis kisah dan cinta yang serupa, kitapun lupa cerita selalu ditentukan semesta, akhir puisi ini tak akan pernah bisa kugenapi, kau selalu berada di lembaran berbeda. Kita bermain di tengah rintik yang sama, berdua menikmati mendung yang tak kunjung usai, berusaha menghentikan takdir yang memaksamu pulang, aku tak pernah berhenti meminta, meski doaku selalu saja asing di telinga tuhanmu. Aku tak bisa jika harus jujur, takut dunimau akan berbalik membencimu, kau terlalu istimewa untuk berakhir dalam kesunyian, maka tetaplah bernyanyi wahai kekasih, biarkanku mendengar suaramu meski hanya dari balik tirai yang tak bertepi. Rasaku akan selalu abadi, walau dirimu hanya dapat kutemui dalam imaji, ia akan selalu serupa dikala kita pertama bersua, setidaknya biarkan lagumu menghiburku, mengobati rasa bersalah atas dusta sebelum pergi. Luwuk, 19 Juni 2024