Afandi Heran LO Partai Golkar Seperti Jubir KPU Banggai - Utustoria Afandi Heran LO Partai Golkar Seperti Jubir KPU Banggai - Utustoria

Afandi Heran LO Partai Golkar Seperti Jubir KPU Banggai

1188
Spread the love

Photo: Afandi Bungalo

Utustoria.com, Banggai – Liaison officer atau LO Partai Golkar Ramdan Bukalang kemarin dalam salasatu media mengatakan bahwa dua mantan Komisioner KPU Banggai Alwin Palalo dan Supriadi Lawani pura – pura lupa bahwa mereka yang mengangkat penyelenggara adhhock (PPK) pada pemilu 2024 kemarin.

Komentar ini lahir dikarenakan kedua mantan penyelenggara tersebut sering melontarkan kritik terhadap penyelenggaraan pemilu 2024 ini.

Menanggapi hal itu Afandi Bungalo salah seorang aktivis mahasiswa kepada awak media pada Senin (18/3/2024) mengatakan bahwa apa yang disampaikan Lo partai Golkar tersebut merupakan kerancuan berpikir.

“Saya kira apa yang disampaikan Lo partai Golkar di luwuk times itu kerancuan berpikir yang keterlaluan parah ” ucap Afandi yang juga adalah ketua majelis mahasiswa Untika ini.

Lebih lanjut Afandi mengatakan bahwa meskipun pengangkatan penyelenggara adhoc pada periode mereka namun memberi kritik adalah kewajiban mereka juga untuk menjaga integritas penyelenggara.

“Siapapun boleh memberikan kritik kepada siapapun apalagi orang itu adalah pejabat publik.” Demikian Afandi.

Afandi kemudian memberikan contoh bagaimana presiden kemudian melakukan kritik kepada menteri yang juga di angkatnya.

“Jokowi juga sering memberikan kritik kepada pembantunya ( menteri) terkait kinerja, bebas itu melakukan kritik” tegas Afandi.

Demikian juga Bupati kepada kepala dinas atau camat, bebas bupati mengkritiknya, lanjut Afandi.

Afandi kemudian memberikan contoh seperti kejadian tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh Idrus Marham dimana Jokowi meskipun dia yang mengangkatnya tetap bersikap kritis kepada Idrus Marham.

Selanjutnya soal Lo partai Golkar yang membandingkan penyelenggaraan pemilu 2019 dan 2024 dengan tingkat partisipasi yang lebih tinggi Afandi mengatakan bahwa perlu ada penelitian yang serius apakah memang partisipasi atau mobilisasi karena poltik uang.

“Saya kira soal banding membandingkan tingkat partisipasi pemilih perlu ada riset, itu karena beda tipis antara partisipasi dan mobilisasi, apalagi Banggai yang peringkat dua kerawanan politik uang.” Jelasnya.

Selanjutnya Afandi mengungkap keheranannya dengan sikap Lo partai Golkar yang terkesan sangat membelah anggota KPU Banggai yang sedang menjabat saat ini, baginya itu sangat tendensius dan melahirkan kecurigaan karena apa yang dia katakan sudah seperti juru bicara KPU Banggai.

“Saya heran dengan Lo partai Golkar ini statement nya sudah seperti juru bicara KPU Banggai, ada apa ini!?” pungkas Afandi bertanya-tanya. (Red)