Photo: Ilustrasi (IDX Channel)
Penulis: Elfana Primastya
Utustoria.com – Dalam beberapa bulan terakhir, covid-19 mulai menunjukkan penurunan penyebaran maupun keparahan infeksinya, sehingga beberapa kebijakan pelonggaran mulai dilakukan. Seperti yang disampaikan Presiden Jokowi, bahwa “Pemerintah telah melonggarkan kebijakan penggunaan masker dan pelaku perjalanan tidak perlu tes swab PCR maupun antigen.”
Selain itu Presiden Jokowi juga turut memberikan arahan agar Indonesia akan terus mendukung pemulihan ekonomi pasca pandemi. Hal tersebut disampaikannya pada The Future of Asian Conference lalu. Dikutip dari kanal YouTube Sekertaris Negara. Dalam keterangannya tersebut, beliau menyebutkan juga bahwa pentingnya pemanfaatan peluang ekonomi hijau. Menurut Bappenas dalam laman webnya, ekonomi hijau adalah pertumbuhan ekonomi yang kuat namun juga ramah lingkungan, serta inklusif secara sosial yang berkelanjutan.
Dalam laman Bappenas tersebut juga dijelaskan bahwa inkusif secara sosial merupakan sebuah masyarakat yang dimana semua orang merasa dihargai, perbedaan mereka dihormati, dan kebutuhan dasar mereka terpenuhi sehingga mereka dapat hidup bermartabat.
Selama ini, beragam pemerintah melalui berbagai instansi telah berupaya menjalankan penguatan dan normalisasi perekonomian pasca pandemi, salah satunya yaitu program pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang semakin dipermudah pada sektor perdagangan dan perkebunan pertanian. Hal tersebut tidaklah tanpa alasan, karena sebagian besar penyumbang devisa maupun Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia ketika pandemi yang lalu adalah sektor tersebut, menurut data yang diperoleh dari katadata. Pertanian menempati posisi kedua setelah industri pengolahan sebagai sektor penyusun PDB pada tahun 2021 lalu. meskipun demikian banyak juga program pemerintah yang kini masih belum optimal berjalan, misalnya penurunan harga minyak goreng yang bahkan menyulitkan pembeli dan pedagang akibat wajib menggunakan peduli lindungi.
Dalam Sektor Pendidikan kegiatan yang mendorong percepatan pemulihan ekonomi juga turut digalakkan. Salah satunya kegiatan yang dilaksanakan oleh Universitas Trunojoyo Madura. Kegiatan tersebut merupakan agenda tahunan yang dilakukan sebagai wujud pengabdian masyarakat. Sebagian besar mahasiswa ditugaskan dalam kelompok yang dibimbing langsung oleh dosen pembimbing lapangan. Pada salah satu kelompok pengabdian masyarakat tersebut dilakukan di Desa Gili Timur, Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan. Kelompok ini dibimbing oleh bapak Sumarto, S.E., M.E. Pada kegiatan yang terlaksana pada bulan Juni lalu, Elfana Primastya sebagai penanggung jawab kegiatan telah menganalisis potensi Desa Gili Timur yang kebetulan merupakan desa yang sebagian besar wilayahnya adalah persawahan.
Meskipun demikian lahan yang ada merupakan lahan tadah hujan, sehingga kurang maksimal jika mengandalkan padi sebagai varietas utama. Dalam menangani permasalahan tersebut, kelompok ini mengadakan inisiatif untuk menjadikan labu kuning sebagai varietas unggulan desa. Setelah ditemukan kesepakatan bersama warga juga, kelompok ini merancang program sedemikian rupa guna memenuhi kriteria kebangkitan ekonomi hijau pasca pandemi. Salah satu hasilnya yaitu memberikan sosialisasi untuk budidaya labu, baik pada lingkungan rumah yang rata-rata luas dan kosong sebagai tempat menanam, selain itu persawahan yang mengering adalah lahan yang cocok bagi labu kuning.
Setelah itu tidak lengkap rasanya jika program tersebut hanya mampu menghasilkan barang mentah yang nilainya masih bisa ditingkatkan lagi, yaitu dengan cara mengajak masyarakat untuk mengolahnya. Pada saat pengolahan, kelompok ini membuat inovasi dengan menjadikan labu kuning sebagai onde-onde, pangsit labu, serta bolu labu. Hal ini bertujuan untuk membuat labu kuning lebih bervariasi dalam pengolahannya, serta menarik minat masyarakat mengembangkan labu menjadi olahan dan makanan unik lainnya. Setelah pengolahan selesai, masyarakat diberi kesempatan bagi yang ingin menjualkan produknya pada kelompok ini melalui pemasaran online maupun langsung.
Setelah kegiatan berakhir, masyarakat bersama Kepala Desa Gili Timur Pak Kholil mencicipi hasil olahan yang ada. Dengan berakhirnya kegiatan program pengabdian masyarakat bersama dosen pembimbing lapangan ini diharapkan masyarakat mampu menjadikan potensi desanya agar lebih sejahtera dan berkembang menjadi Desa yang swasembada pangan yang berkelanjutan.