Panen Tiba, Solar Langka, Petani Di Toili Raya Menjerit - Utustoria Panen Tiba, Solar Langka, Petani Di Toili Raya Menjerit - Utustoria

Panen Tiba, Solar Langka, Petani Di Toili Raya Menjerit

1277
Spread the love

Photo: Areal Persawahan Rusa Kencana, Toili

Utustoria.com, Banggai. Petani Padi di wilayah dataran Toili Raya telah memasuki musim panen. Hal ini dapat dilihat dari beberapa areal persawahan yang rata – rata padinya telah menguning, bahkan beberapa tempat ada yang sudah ramai dengan aktivitas petani panen padi.

Akan tetapi musim panen kali ini sedikit berbeda dengan sebelumnya, yang membedakan adalah turunnya harga komoditas beras dan juga para petani yang sangat kesulitan untuk mendapatkan bahan bakar jenis solar sebagai keperluan mesin panen mereka.

Jika sebelumnya sekarung beras masih dapat terjual dengan harga Rp.400.000 per karung, kali ini pengakuan petani kepada utustoria.com bahwa beras mereka hanya dapat terjual dengan harga Rp.350.000 di pasaran. Jika dihitung per kilo maka beras Petani hanya mampu terjual Rp.7.000.

“Kasihan kami yang profesinya petani, panen sekarang tidak bisa berharap banyak. Mengolah sawah biayanya tinggi, saat panen harga beras turun.” Pungkas Deni salasatu petani yang berdomisili di Desa Cendana Pura, Kecamatan Toili.

Sebagian besar Petani mengakui bahwa panen kali ini hasil yang mereka dapatkan sangat tidak berbanding lurus dengan biaya produksi.

“Untuk mengolah sawah kami kesulitan mendapatkan pupuk, itupun pupuk subsidi yang semestinya bisa didapatkan dengan harga murah juga ikut naik menjadi dua kali lipat.” Tambah seorang petani yang tidak ingin disebutkan namanya.

Selain itu, sulitnya petani dan pengelola gilingan untuk bisa mendapatkan bahan bakar jenis solar ikut menjadi persoalan. Akibat kelangkahan solar bersubidi yang ada di dataran Toili Raya, mereka dengan terpaksa harus membeli solar dengan harga yang terlampau tinggi dari para pengecer bahan bakar.

Tidak tanggung – tanggung harga solar dari pengecer mencapai 340 ribu hingga 360 ribu per Jerigen, Padahal jika mengacu pada harga normal di SPBU maka harga per jerigen adalah 160 ribu.

Apabila Seperti diketahui bersama bahwa solar subsidi dipatok dengan harga resmi Rp.5.150 per liter maka para pengecer solar telah menaikan harga lebih dari dua kali lipat.

Belum diketahui lebih jelas apa penyebab kelangkaan solar di wilayah Toili Raya, sampai berita ini diterbitkan kedua pengelola SPBU yang masing – masing berada di Desa Sido Makmur, Moilong dan Singkoyo, Toili belum terkonfirmasi.

Akibat situasi ini para petani berharap agar pemerintah daerah dan kepada pihak yang berwenang untuk dapat membantu memberikan solusi, terlebih Dataran Toili Raya merupakan salasatu pemasok komoditi beras terbesar di Banggai. (Nh)