Stop Menyeduh Susu Kental Manis! Ini Penjelasan BPOM; - Utustoria Stop Menyeduh Susu Kental Manis! Ini Penjelasan BPOM; - Utustoria

Stop Menyeduh Susu Kental Manis! Ini Penjelasan BPOM;

599
Spread the love

Photo: Ilustrasi Susu (Jovee.id)

Utustoria.com, Jakarta. Susu kental manis telah menjadi satu dari sekian banyak jenis susu yang dikonsumsi masyarakat berbagai usia dengan cara diseduh air panas dan diminum.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memandang, susu kental manis sebaiknya tak digunakan sebagai satu-satunya sumber gizi. BPOM menilai, susu kental manis bukan untuk pengganti susu dan tidak dapat digunakan sebagai satu-satunya sumber gizi.

“Susu kental manis tidak boleh diberikan untuk bayi sampai usia 12 bulan,” kata Kepala BPOM Penny Lukito dalam keterangannya, seperti dikutip melalui laman BPOM, Kamis (16/9/2021).

Penny juga meminta para pelaku usaha wajib mencantumkan label peringatan dalam kemasan susu kental manis. Peringatan itu untuk menjelaskan bahwa susu kental manis tidak untuk dikonsumsi balita dan bukan sebagai pengganti ASI.

“Peringatan, tidak dapat digunakan sebagai satu-satunya sumber gizi juga harus ditambahkan pada label produk susu kental manis dan analognya,” kata dia.

Susu kental manis kerap dikaitkan sebagai faktor penyebab kurang gizi yang bisa menyebabkan stunting dan underweight(tubuh pendek dan berat badan kurang) pada anak.

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan, Rita Endang mengungkapkan bahwa SKM tidak untuk diseduh atau diminum langsung sebagaimana susu pada umumnya.

Menurut Rita, SKM seharusnya digunakan untuk topping bukan untuk diseduh. “Sebab, cara konsumsi seperti itu [diseduh] merupakan kebiasaan yang salah dan harus diubah,” kata Rita.

“Kami sudah menuangkan dalam regulasi peraturan badan POM nomor 31 tahun 2018 tentang label pangan olahan jadi memang ditegaskan pula bahwa penggunaan yang benar itu digunakan sebagai topping misalnya untuk martabak, campuran kopi, coklat, dan lain-lain,” kata dia.

Ditilik dari segi gizinya, Ahli Gizi Mayapada Hospital Kuningan, Ika Setyani, mengungkapkan bahwa nilai gizi antara susu kental manis diseduh dan tak diseduh sama saja. Namun yang berbeda adalah jumlah asupannya.

“Yang diperhatikan adalah, ketika kental manis diseduh maka butuh SKM yang jumlahnya lebih banyak dibanding jadi topping. Semakin banyak SKM yang dipakai (untuk seduh) maka kandungan gulanya makin tinggi. Ini yang bahaya, apalagi kalau aktivitasnya juga kurang,” ungkap Ika. (Cha)

Sumber: CNBC Indonesia