Photo: Rekan – Rekan JOB Tomori, SKK Migas dan Kepala Adat Suku Loinang
Utustoria.com, Banggai. Dusun Tombiobong, Desa Maleo Jaya, Kecamatan Batui Selatan, merupakan salah satu wilayah terisolir yang ada di Kabupaten Banggai. Selain akses transportasi yang masih sangat sulit untuk ditempuh, listrik dan air bersih juga masih menjadi masalah utama warga yang bermukim disitu.
Ada sebanyak 32 Kepala Keluarga (KK) yang bertahan dan menyambung hidupnya di Tombiobong. Dengan segala keterbatasan dan minimnya informasi yang dapat diakses menjadikan wilayah tersebut masuk dalam kategori Kelompok Adat Terpencil (KAT).
Situasi dan kondisi yang demikian tentu diperlukan upaya dalam hal peningkatan mutu dan kualitas sumber daya dari pemerintah daerah dan semua pihak yang bertanggung jawab, termasuk juga didalamnya Corporate sosial responsibilty – CSR / Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.
Sebagai bentuk komitmen terhadap pembangunan sumber daya dan juga pelestarian Budaya, Adat – Istiadat yang ada di wilayah sekitar perusahaan, JOB Pertamina – Medco E&P Tomori Sulawesi (JOB Tomori) melakukan beberapa upaya serius terkait peningkatan kualitas hidup masyarakat Tombiobong yang sebagian besar adalah suku/adat Loinang.
Minggu, 31 Mei 2020, menghadirkan pengawas Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), JOB Tomori menerbitkan program pelestarian lingkungan dan peningkatan ekonomi melalui perkebunan ramah lingkungan suku Loinang.
Dalam sambutannya di lokasi kebun percontohan suku Loinang, Tombiobong, Yudi Yanto selaku ComDev Section Head JOB Tomori menegaskan bahwa sudah menjadi kewajiban perusahaan untuk ikut membina masyarakat di sekitar perusahaan, terlebih khusus masyakarat Tombiobong / Suku Loinang yang merupakan Komunitas Adat Terpencil.
Dirinya juga menambahkan, bentuk pelestarian lingkungan dan peningkatan ekonomi yang telah mereka implementasikan melalui perkebunan ramah lingkungan diwilayah dusun Tombiobong merupakan bagian dari kerja sama pihak perusahaan dengan organisasi Perempuan Aisyah Muhamadiyah yang juga sudah sejak lama ikut memperjuangkan hak – hak hidup masyarakat yang terisolir di wilayah itu.
“Ini merupakan kerja sama kami dengan kawan – kawan dari Organisasi Perempuan Aisyah Muhamadiyah. Kami semua berharap agar masyarakat di sini dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dalam jangka panjang. Dengan perkebunan yang ramah lingkungan, semoga hutan tetap bisa terjaga dan kebutuhan masyarakat juga tetap terpenuhi.” Terang Yudi dalam sambutannya. (Red)
