Memaknai Tema Natal 2020 "Mereka akan Menamakan Dia Imanuel" - Utustoria Memaknai Tema Natal 2020 "Mereka akan Menamakan Dia Imanuel" - Utustoria

Memaknai Tema Natal 2020 “Mereka akan Menamakan Dia Imanuel”

1148
Spread the love

Photo: Romo Samsi Pomalingo

Penulis: Romo Samsi Pomalingo, Koordinator Forum Komunikasi Lintas Iman (Forkasih)

Natal bukan hanya sekedar momen ritual umat kristiani dalam rangka memperingati hari kelahiran Yesus Kristus. Tapi Natal juga menjadi arena refleksi dan introspeksi bagi umat Kristiani dalam kehidupan sosial.  Bagaimana kecintaan mereka terhadap Yesus dan juga bagaimana mereka menterjemahkan nilai-nilai kasih dalam diri Yesus Kristus. 

Natal tahun 2020 mengusung tema “Mereka Akan Menamakan Dia Imanuel”.  Tema ini berbeda dengan tema-tema Natal di tahun-tahun sebelumnya. Di Alkitab, ada berbagai macam nama yang disematkan kepada Pribadi kedua Allah Tritunggal. Nama pertama sudah pasti adalah Yesus Kristus, tetapi ada juga nama-nama lainnya seperti Sang Anak Domba Allah (Yoh. 1:29), Tunas Daud (Why. 5:5), Gembala Agung (Ibr. 13:20), Imam Besar Agung (Ibr. 5:10), dan salah satu yang cukup unik adalah Imanuel. Kenapa demikian? Karena berbeda dengan istilah lain yang lebih cenderung kepada nama jabatan, kata “Imanuel” seolah menunjukkan nama lain atau alias dari nama Yesus. (Prasetio, 2020).

Contoh sederhana, Presiden Republik Indonesia yang ke-7 bernama lengkap Joko Widodo, namun juga dapat dipanggil “Jokowi”. Begitu juga dengan Yesus yang juga dapat dipanggil “Imanuel”. Hal ini makin diperkuat lagi dengan jumlah kemunculan kata ini di seluruh Alkitab, yaitu hanya sebanyak tiga kali. (Mat. 1:28; Yes. 7:14, 8:8). Salah satunya disebutkan pada Matius 1:28 yang terkait dengan pemberitahuan akan kelahiran Kristus kepada Yusuf. Kata “Imanuel” pada ayat tersebut pasti memiliki signifikansi tertentu terhadap inkarnasi Kristus.

Di Indonesia, nama Imanuel sangatlah populer. Nama ini biasanya diberikan bagi anak laki-laki. Nama ini bisa diberikan di awal, di tengah, maupun di akhir. Yesaya 7:14 “Sebab itu, Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel”

Nama Imanuel adalah Juruselamat (1 Timotius 1:15). Allah telah mengutus Anak-Nya untuk hidup dan mati bagi umat Kristiani di atas salib. Melalui darah Kristus yang tercurah, umat Kristiani dapat didamaikan dengan Allah (Roma 5:10; 2 Korintus 5:19; Kolose 1:20). Ketika kita lahir baru oleh karena Roh-Nya, Kristus datang dan hidup di dalam kita (2 Korintus 6:16; Galatia 2:20).

Di dalam kitab Yesaya, anak yang lahir pada zaman Raja Ahas diberi nama Imanuel sebagai tanda kepada raja Yehuda bahwa serangan dari Israel dan Suria akan berhenti: “Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel” (Yesaya 7:14). Nama Imanuel mendandakan bahwa Allah akan menyelamatkan umat-Nya dengan menetapkan kehadiran-Nya yang membimbing dan melindungi bersama mereka. Kaitan kedua nubuat itu jauh di masa depan adalah dengan kelahiran Yesus Kristus, Mesias Israel.

Sebagai umat yang beragama, umat Kristiani membutuhkan Imanuel agar Allah selalu ada bersama untuk menyertai hidup mereka. Kemanapun mereka pergi, apapun yang mereka lakukan, kiranya Tuhan selalu hadir untuk mengawasi dan melindungi mereka. Lantas, apakah makna Imanuel bagi umat Kristiani? Berikut ini beberapa makna Imanuel seperti dikutip dalam renungan harian umat Kristiani sebagai berikut;

Pertama, Tuhan hadir memberikan jaminan dan keberanian bagi umat manusia dalam menghadapi berbagai macam situasi hidup

Hidup tak pernah lepas dari berbagai macam masalah. Masalah itu terkadang membuat manusia jatuh, putus asa, dan tidak percaya lagi pada Tuhan. Saat menghadapi situasi sulit sekalipun, ingatlah kata “Imanuel”. Karena Allah akan selalu beserta hamba-Nya (Yosua 1:9 , Yesaya 41:10, Ulangan 31:6, Zefanya 3:17 , Matius 28:19-20 , Ibrani 13:5) Ia akan senantiasa menolong, memberkati dan tidak akan membiarkan hamba-Nya terus-menerus terjerat pada situasi sulit tersebut. Lagipula, Allah tidak akan pernah memberikan cobaan melampaui kemampuan hamba-Nya.

Jadi, apapun masalah dalam hidup, baik itu masalah pekerjaan, keuangan, anak-anak, bahkan masalah keluarga sekalipun Percayalah! Kasih-Nya akan selalu menaungi hamba-hamba-Nya (Korintus 10:13, Tesalonika 3:3, Ulangan 31:6, Yesaya 41:10, Amsal 4:6, Mazmur 5:12‭-‬13, Amsal 2:10‭-‬18, Mazmur 12:60. Uluran kasih dan kebaikan-Nya tak pernah habis dalam kehiduan ini. Ia akan membantu mengalahkan kesulitan, kekhawatiran, dan ketakutan.

Kedua, Tuhan selalu hadir sehingga kita tidak perlu takut pada berbagai macam tantangan dalam hidup

Perayaan Natal tahun ini, ditengah pandemi dilaksanakan secara sederhana dengan menerapkan protocol kesehatan secara ketat dengan pembatasan jama’ah. Umat Kristiani sadar bahwa wabah covid-19 telah merenggut wilayah pribadatan dan membatassi silaturrahim diantara mereka. Tapi, mereka juga sadar bahwa Allah menciptakan manusia dengan kelebihan dan kelemahan (Keluaran 4:10). Ia yang menciptakan manusia mengetahui keterbatasannya. Semua umat yang ada di dunia, Ia ketahui sifatnya dengan sangat mendalam. 

Oleh karena manusia memiliki keterbatasan, Yesus selalu hadir untuk membantu. Bahkan Ia sendirilah yang berinisiatif untuk membantu umatnya. Berbagai macam bantuan dalam hidup berasal dari Allah (Kejadian 50: 21, Ulangan 8: 18, Mazmur 65: 9, Matius 6: 30, Matius 10: 30-31, Filipi 4: 6, Ibrani 13: 5). Bantuan tersebut juga datang dalam berbagai macam cara. Baik dari orang yang dikenal, maupun orang yang tidak dikenal. Saat manusia dihadapkan pada tantangan tentang kerohanian, percayalah, bahwa Tuhan akan menguatkan hamba-Nya.

Ketiga, hadirnya Tuhan sebagai sumber penopang yang akan menyokong kehidupan umat manusia

Kasih setia Tuhan senantiasa Ia berikan kepada manusia. Kasih-Nya tiada batas, tak pernah berkesudahan, dan tak pernah memandang kesalahan maupun dosa yang diperbuat. Meskipun manusia hina, Ia tidak pernah memandang hina diri manusia. Karakter Kristus tidak dengki, sangat berbeda dengan karakter manusia pada umumnya. Ia selalu menganugerahi kita kasih yang berlimpah. 

Tuhan adalah penopang dalam hidup manusia (Kejadian 2:18, Mazmur 145:14). Ia memberi kekuatan, baik kekuatan rohani maupun jasmani untuk menjalani hidup ini. Sumber yang Ia berikan tak terbatas. Itulah sebabnya mengapa manusia selalu mendapatkan kesegaran dan keuatan baru untuk menghadapi semua tantangan dalam hidup. Karena Ia juga ada untuk menyokong hidup manusia. Tuhan berfirman Yesaya 57:15 “Sebab beginilah firman Yang Mahatinggi dan yang Mahamulia, yang bersemayam untuk selamanya dan Yang Mahakudus nama-Nya: Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus, tetapi juga bersama orang-orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati dan untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk.”

Demikianlah makna Imanuel dalam tema natal tahun ini bagi umat Kristiani. Sebuah harapan besar bahwa keselamatan itu tidak hanya untuk umat Kristiani tapi juga bagi bangsa Indonesia yang sedang dilanda wabah pandemi. Semoga negeri ini bisa terbebas dari wabah yang telah merenggut banyak jiwa dan orang-orang yang dicintai. Pesan Natal terhadap kita semua untuk senantiasa menjadikan Tuhan Yang Maha Esa sebagai penolong dan senantiasa mendekatkan diri kita kepada Tuhan YME. Semoga.